Game yang butuh kekompakan tim seperti Multiplayer Online Battle Arena atau MOBA membutuhkan semua pemainnya bermain dengan maksimal, seperti misalnya pada League of Legends.

Namun ada pula pemain yang seenaknya keluar di tengah pertandingan karena merasa akan kalah (leaver), dan ada pula pemain yang tidak menggerakkan heronya sama sekali atau idle (AFK atau Away From Keyboard), membiarkan timnya bekerja keras melawan musuh.

Kelakuan seperti ini tentunya sangat merugikan pemain lain, dan Riot Games selaku developer dari League of Legends tidak membiarkannya lepas tanpa hukuman.

Saat ini, mereka dihukum dengan menunda waktu antri atau queue, membuat mereka lebih lama menunggu untuk bisa main kembali.

Namun hukuman tersebut ternyata tidak membuat semua AFK dan leaver jera, setidaknya ada 9 persen dari total pemain League of Legends di seluruh dunia yang masih tetap melakukannya.

See also  Sambut Hari Kemerdekaan, Garena Hadirkan Free Fire Booyah Merdeka

Untuk itu, Riot Games akan menerapkan hukuman lebih sadis, yaitu dengan memblok pemain tersebut untuk bisa main League of Legends, mulai dari sehari sampai separahnya 14 hari penuh.

Menurut pihak developer, tindakan ini diambil untuk memisahkan sepenuhnya pemain tersebut dari lingkungan permainan, dan memberikan kenyamanan untuk pemain lain.

Setelah masa hukuman tersebut berakhir, para pelanggar tetap akan diterapkan hukuman waktu queue yang panjang, supaya membuat mereka jera.

Nantinya hukuman tersebut akan dicobakan ke beberapa region, tetapi ada pula region yang masih dipertimbangkan seperti pada Asia Tenggara.

Pasalnya pada region tersebut, termasuk di dalamnya Indonesia, kejadian AFK dan leaver terjadi bukan karena kemauan pemain melainkan karena masalah koneksi internet.(*)

Sumber: Eurogamer