Teknologi Non-Fungible Token atau NFT membawa perubahan pada industri game karena benda digital di game kini memiliki nilai moneter, tetapi resiko selalu ada seperti yang terjadi pada game berbasis NFT Blockverse.
Blockverse merupakan game pvp ala Minecraft yang membawa pemainnya untuk play-to-earn (P2E) atau bermain untuk mendapatkan uang sungguhan, dan untuk masuk pemain harus membeli token berbasis cryptocurrency Etherium (ETH).
Antusiasme pemain untuk ikut serta dalam Blockverse ternyata sangat tinggi, bahkan ketika developer menjual 10 ribu NFT dengan harga 0.05 ETH untuk tiap tokennya (sekitar $124), semuanya langsung habis dalam waktu delapan menit.
Menurut perhitungan awal, developer mendapatkan keuntungan hingga 500 ETH, atau sekitar $1.2 juta (sekitar 17.2 milyar Rupiah), belum menghitung keuntungan lain dari potongan penjualan ketika pembelinya menjual token tersebut ke pemain lain.
Masalahnya, beberapa hari kemudian developer game tersebut hilang begitu saja; website resmi dihapus, server game dihapus, Discord hilang, dan tentu saja uangnya.
Setelah tiga hari menghilang, developer game tersebut kembali muncul di twitter, beralasan mereka mematikan semuanya karena menerima banyak ancaman dan gangguan dari pembeli yang tidak puas.
Mereka berjanji akan kembali mengaktifkan layanan gamenya, dan respons dari pembelinya beragam.
Ada yang percaya dan menantikan layanan Blockverse akan kembali aktif, sementara ada pula yang beranggapan pihak developer sebenarnya berniat kabur dengan uang, tetapi berhasil dilacak dari jejak uang kriptonya.
Apa yang developer lakukan sekarang dianggap sebagai cara untuk terhindar dari jeratan hukum, sehingga akhirnya sebagian pembeli bersatu untuk mengambil alih proyek tersebut dari tangan developer.(*)
Sumber: PC Gamer