Tim developer dari Raven software yang bertanggung jawab atas game battle royale Call of Duty: Warzone menggelar demonstrasi, guna memprotes tindakan yang diambil oleh Activision Blizzard terhadap rekan kerja mereka.
Protes tersebut dilancarkan terkait oleh keputusan Activision Blizzard selaku perusahaan utama yang membawahi studio Raven Software, ketika perusahaan tersebut memecat 12 game tester yang tergabung dalam bagian Quality Assurance atau QA.
Landasan dari demonstrasi tersebut adalah mereka yang dipecat bekerja dengan baik dan tidak melanggar peraturan perusahaan, sehingga seharusnya tidak ada alasan untuk mengeluarkan mereka.
Ditambah lagi mereka dipecat setelah melakukan lima minggu lembur dan menjelang saat tersibuk di akhir tahun, sehingga sisa karyawan di bagian QA Warzone saat ini hanya tersisa 30 persen saja; tentunya akan membuat karyawan tersisa akan bekerja lebih berat lagi.
Karyawan di bagian QA sebelumnya juga diberitakan oleh pemimpin perusahaan akan diubah bentuk departemennya, sehingga mereka tidak mendapatkan promosi standar dan kenaikan gaji yang seharusnya didapatkan pada Maret 2021.
Tujuan pendemo tentu saja untuk mengembalikan 12 karyawan yang dipecat untuk kembali ke bagian QA, diperbaiki kondisi pekerjaannya, dan juga untuk menjaga kualitas Raven Software secara keseluruhan.
Sebab tanpa adanya game tester di bagian QA, maka kualitas Warzone akan memburuk dan beragam bug serta glitch akan bermunculan, karena tidak adanya jaring game tester tersebut.
Berita miring ini semakin menambah buruk pamor Activision Blizzard, setelah sebelumnya perusahaan game ini masuk pengadilan karena kasus pelecehan dan diskriminasi di tempat kerja, dan penolakan The Game Awards akan kehadiran perusahaan ini di dalam event penghargaan game akbar tersebut.(*)
Sumber: PCGamesN